NEGARA HUKUM YANG BERKE-TUHANAN DAN PLURALISME (SISTEM) HUKUM DI INDONESIA
Keywords:
Pluralisme hukum di IndonesiaAbstract
Hukum dan Negara Indonesia dibangun dan dilandaskan pada nilai-nilai luhur butir-butir Pancasila dan satu yang terpenting adalah sila Ke-Tuhan-an Yang Maha Esa. Persoalannya adalah apakah yang sebenarnya kita maksud ketika menyebut Ke-Tuhan-an Yang Maha Esa sebagai landasan berhukum dan bernegara. Tulisan ini menyoal pertanyaan ini dari sudut pandang filsafat hukum dengan menelusuri pandangan-pandangan pemikir hukum Indonesia dan membenturkannya dengan kontestasi identitas politik dalam kehidupan keberagaman di Indonesia. Sejumlah konsekuensi logis yang muncul dari pilihan Pancasila sebagai landasan berhukum dan bernegara adalah penolakan gagasan Negara sekuler maupun Negara agama.
References
Agita Sukma Listyanti, “Polisi Akui Bubarkan Paksa Dialog Lintas Agama” (Tempo.co.id; 12 juni 2013)
Benedict Anderson mendefinisikan nation as "an imagined political community - and imagined as both inherently limited and sovereign". Lebih lanjut ia menyatakan bahwa nation "is imagi- ned because the members of even the smallest nation will never know most of their fellow- members, meet them, or even hear of them, yet in the minds of each lives the image of their communion”. Anderson, Benedict R. O'G. Imagined Communities: reflections on the origins and spread of nationalism (Revised and extended. ed.). London: Verso: 1991.
Birgit Krawietz & Helmut Reifeld (Hrsg.) (eds.), Islam dan the Rule of Law: Between Sharia and Secularization Berlin: Konrad-Adeneur-Stiftung, 2008. Bdgkan juga dengan KH. Abdurrah- man Wahid, Ilusi Negara Islam: Ekspansi Gerakan Islam Transnasional di Indonesia, Jakarta: the Wahid Institute, Gerakan Bhineka Tunggal Ika & Maarif Institute, 2009.
B.R.O‟G Anderson, Old Society, New State: Indonesia‟s New Order in Comparative Perspective, Journal of Asian Studies 42:3 (mei 1983). Bdgkan juga dengan Ruth McVey, The Beam- tenstaat in Indonesia dalam B.R.O‟G Anderson & Audrey Kahin (ed.) Interpreting Indo- nesian Politics: Thirteen Contributions to the Debate. Ithaca: Cornell Modern Indonesia Pro- ject, 1982.
Denny Indrayana, UUD 1945: Antara Mitos dan Pembongkaran, diterjemahkan dari Indonesian Constitutional Reform 1999-2002: An Evaluation of Constitution-Making in Transition, penerjemah E. Setiyawati A, cetakan pertama, Bandung: Mizan, 2007.
Edward Aspinall & Gerry van Klinken (ed.), The State and Illegality in Indonesia, Leiden: KITLV Press, 2011. Pokok bahasan dalam buku ini adalah pemilhan kabur antara negara/hukum formal-legal dengan yang informal dan illegal.
Felix Baghi SVD, Pluralisme, Demokrasi dan Toleransi, Cet-I, Maumere: Ledalero, 2012.
Francis Fukuyama, The Origins of Political Order: From Prehuman Times to the French Revo- lution. New York: Farrar, Straus and Giroux, 2012.
G.J. Ressink, Bukan 350 Tahun Dijajah, Jakarta: Komunitas Bambu, 2012. Lihat Marieke Blom- bergen (2011), Polisi Zaman Hindia Belanda: Dari Keperdulian dan Ketakutan, Jakarta: Kompas.
Hartono Harimurti, “Empat Tanda Krisis Moral Bangsa” (suaramerdeka.com, 21 maret 2012); Za- kiya Rahmi Lubis, “Krisis Moral dan Keteladanan”, (republikaonline, 20 juni 2011).
Henk Schulte Nordholt and Gerry van Klinken (ed.), Renegotiating Boundaries: Local Politics in Post-Suharto Indonesia, Leiden: KILTV Press, 2007.
Jimly Asshiddiqie, Hukum Tata Negara & Pilar-Pilar Demokrasi, Jakarta: Sinar Grafika, 2011. hal.
hal 241 et seq.
J. Soedjati Djiwandono, “Mukadimah UUD 1945 Tidak Sakral, Perlu Diganti”, SUARA PEMBA- RUAN DAILY 9/2/04.
Komaruddin Hidayat, “Agama, Parpol dan Negara” (Kompas 15 juli 2013): 6.
Leonard Mlodinow (ilmuwan-ateis) dengan Deepak Chopra (spiritualis) yang dibukukan dalam “Is
God an Illusion? The Great Debate Between Science and Sprituality, London: Rider, 2011.
M.C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern 1200-2008, edisi terjemahan, Jakarta: PT. Ikrar Mandiri- abadi, 2009
M.B. Hooker, Indonesian Islam: Social Change through Contemporary Fatwa. NSW: Allen & Unwin, 2003. p. 228.
MB Hooker, “The State and Syariah in Indonesia: 1945-1995”, dalam T. Lindsey (eds.), Indonesia, Law and Society (Sidney: The Federation Press, 1999.
Mochtar Kusumaatmadja, Pembinaan Hukum Dalam Rangka Pembangunan Nasional, Penerbit Binacipta, Bandung, 1986; Hukum, Masyarakat, dan Pembinaan Hukum Nasional, Penerbit Binacipta, Bandung, 1995 dan Fungsi dan Perkembangan Hukum dalam Pembangunan Na- sional, Penerbit Bina Cipta, Bandung, tanpa tahun
Pippa Norris & Ronald Inglehart, Sacred and Secular: Religion and Politics Worldwide, 2nd ed., Cambridge University Press, 2011.
Paul Michael Munoz, op.cit dan M.C. Ricklefs, op.cit.
PJ. Zoetmoelder, Manunggaling Kawula Gusti: Pantheisme dan Monisme dalam Sastra Suluk Jawa, diterjemahkan Dick Hartoko. Jakarta: Gramedia, 1991.
Ratna Lukito, Pergumulan antara hukum Islam dan adat di Indonesia. Jakarta: INIS, 1998 & Hukum Sakral dan Hukum Sekuler, Jakarta: Pustaka Alvabet, 2008.
Ratno Lukito: Hukum Sakral dan Hukum Sekuler: Studi tentang Konflik dan Resolusi dalam Sistem Hukum Indonesia, cet-1, Tanggerang: Pustaka Alvabet, 2008.
Renan, Ernest. "What is a Nation?" in Eley, Geoff and Suny, Ronald Grigor, (ed.) Becoming National: A Reader. New York and Oxford: Oxford University Press, 1996: pp. 41-55.
Reza A. Wattimena, Melampaui Negara Hukum Klasik, Locke-Rousseau-Habermas, Jakarta: Kanisius, 2007.
Suryadi, “Buku „Greget Tuanku Rao‟ dan Kontroversi Kepahlawanan Tuanku Tambusai”, (Padang.
Kinicom; 19/10/2008).
Sunaryati Hartono, Politik Hukum Menuju Satu Sistem Hukum Nasional, Bandung: Alumni, 1991. Soetandyo Wignjosoebroto, Dari Hukum Kolonial ke Hukum Nasional. HuMa-KITLV-VVI dan
Epistema Institute, Jakarta: 2014. Bdgkan pula dengan Daniel S. Lev, Legal Evolution and Political Authority in Indonesia: selected essays, Kluwer Law Internasional, 2000.
St. Remy Sjahdeini, “Hak Tanggungan; Asas-asas dan permasalahan yang dihadapi perbankan”,
(Jurnal Hukum Bisnis, Vol. I, 1997):5-36.
Soehino SH., 1985, Ilmu Negara, Yogyakarta: Liberty yang menginspirasi banyak pengajar ilmu negara di fakultas hukum di Indonesia lainnya untuk menulis hal yang sama. Lihat antara lain: I Gde Pantja Astawa & Suprin Na‟a, Memahami Ilmu Negara dan Teori Negara: Jakarta, Refika Aditama, 2009.
Tubagus Haryo Karbyanto, “Judicial Review: antara trend dan keampuhan bagi strategi advokasi”, Seri Bahan Bacaan Kursus HAM untuk pengacara X tahun 2005 (Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat, Jakarta). Pemberian hak uji terbatas ini dilandaskan pada TAP MPR III/1978, UU 14/1970, UU 14/1985.
Tim Lindsey (ed.), Indonesia: Law and Society, 2nd edition, the Federation Press, 2008.
Yudi Latif, Negara Paripurna: historisitas, rasionalitas, dan aktualitas Pancasila, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2011.
Austin Cline, Why Does Religion Exist?: Karl Marx's Analysis of Religion (http://atheism.about. com, last visited 1 juli 2013).
Yohan Wahyu, “Merunut Relasi Negara dan Agama: Jajak Pendapat Kompas” (Kompas 15 juli
: 5.
International Crisis Group. “Kekerasan Etnis di Indonesia: Pelajaran dari Kalimantan”, 27 juni
(laporan ICG Asia no. 19, Jakarta/Brussel).
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Current Asia dan the Centre for Humanitarian Dialague, “Pengelolaan Konflik di Indonesia – Sebuah Analisis Konflik di Maluku, Papua dan Poso”, (Centre for Humanitarian Dialogue: Geneva, 2011). International Crisis Group, “Melemah- kan Jaringan Kelompok Mujahidin di Indonesia: Pelajaran dari Maluku dan Poso”, (Asia Report no. 103- 13 oktober 2005)
Dissertasinya: Islamic Law and Adat Encounter: the Experience of Indonesia (thesis submitted to the Faculty of Graduate Studies and Research; Institute of Islamic Studies, McGill University, Montreal-Canada, 1997).
Peraturan Perundang-undangan
UUD 45
UU 24/2003 tentang MK (terakhir di amandemen dengan UU 8/2011).
UN Declaration on the Rights of Indigenous Peoples (13 September 2007) Penjelasan UUD 1945: Sistem Pemerintahan Negara.
TAP MPRS XX/MPRS/1966 tentang Memorandum DPR-GR mengenai sumber tertib hukum RI dan tata urutan peraturan perundang-undangan RI.
TAP MPR III/1978 (kedudukan dan hubungan tata kerja lembaga tertinggi negara dengan/atau antar lembaga-lembaga tinggi negara)
TAP MPR III/2000 (sumber hukum dan tata peraturan perundang-undangan) UU 14/1970 (ketentuan pokok kekuasaan kehakiman),
UU 14/1985 (mahkamah agung).
UU 7/1989 tentang Peradilan Agama, diubah oleh UU 3/2006.
UU 24/2003 tentang MK (terakhir di amandemen dengan UU 8/2011). UU 10/2004 (pembentukan peraturan perundang-undangan)
UU 12/2011 (pembentukan peraturan perundang-undangan)
UU 50/2009 tentang perubahan kedua atas UU 7/1989 tentang peradilan agama(diubah pertama kali oleh 3/2006).
Kompilasi Hukum Islam di Indonesia (Buku I: Hukum Perkawinan + Buku II: Hukum Kewarisan dan buku III tentang Kewakafan. Kompilasi tersebut telah diterima baik oleh alim ulama Indonesia dalam LokaKarya di Jakarta pada 2-5 febuari 1988. Lihat InPres 1/1991: penyebarluasan kompilasi hukum Islam.
Peraturan Menteri Agama 9/1952(tentang aliran kepercayaan)
PMA (peraturan menteri agama) 10/2008, yakni pelayanan keagamaan, aliran, faham dan gerakan keagamaan serta hubungan antar umat beragama.
Keputusan Fatwa MUI no. 7/MUNAS VII/MUI-II/2005 tentang Pluralisme, Liberalisme dan Sekularisme Agama.
Putusan MK no. 35/PUU-X/2012 membatalkan sebahagian pasal dalam UU Kehutanan (41/1999) PerMA 1/1999 (hak uji materiil MA)
RUU Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Adat versi Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN).
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2017 Author(s)

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.